PENCARIAN

Senin, 06 Juni 2011

paper tentang masalah anak

Anak merupakan sebuah anugrah yang terindah bagi setiap pasangan suami istri. Setiap pasangan yang menikah selalu mendambakan kehadiran seorang anak sebagai pelengkap kehidupan dan juga harapan dimasa yang akan datang. Kemudian orang tua akan menentukan akan menjadi apa sang anak tersebut. Karena anak bagaikan kertas putih yang tak tahu apa yang sedang dikerjakan. Orang tua berperan menuliskan tinta-tinta kasih sayangnya di atas kertas putih tersebut. Tak akan ada orang tua yang menginginkan keburukan di dalam diri setiap anaknya. Namun, terkadang kelalaian dari orang tua menyebabkan keburukan itu muncul di dalam diri anak-anaknya. Tentu keburukan sekecil apapun dalam diri seorang anak tidak beloh dibiarkan begitu saja, karena dapat berakibat fatal pada perkembangan selanjutnya. Sehingga sang anak akan terbiasa untuk melakukan keburukan-keburukan berikutnya yang lebih besar. Untuk itu orang tua sangat berperan dalam perkembangan sang anak baik fisik maupun bathinnya. Orang tua bagaikan nahkoda dalam perkembangan anak sampai beranjak dewasa yakni sampai sang anak mencapai kematangan dalam berpikir dan bertindak.
Perilaku merupakan komponen terpenting yang harus diajarkan setiap orang tua kepada anak-anaknya. Kelak sang anak tidak hanya berkomunikasi dengan lingkungan keluarga saja tetapi sang anak akan berkomunikasi dengan lingkungan yang lebih luas lagi. Seperti teman-teman barunya, guru-guru disekolah, tetangga yang lebih tua, dan sebagainya. Tentu sang anak tidak akan dibiarkan berkomunikasi dengan cara yang salah terhadap lawan bicaranya. Sebagai contoh, tentu tidak baik jika seorang yang lebih muda memanggil nama pada orang yang lebih tua. Ada sapaan yang biasa digunakan untuk menghormati orang yang lebih tua seperti, Bapak, Ibu, Kakak, dan lain-lain. Perilaku seperti ini tentu tidak bisa dilakukan oleh seorang anak apabila tidak diajarkan oleh orang tua. Selain etika dalam berkomunikasi tentu masih banyak lagi etika-etika yang harus diajarkan. Seperti toleransi dalam beragama, saling menghargai dalam status sosial, tolong menolong antar sesama, kejujuran dalam setiap aktivitas, dan sebagainya. Pastinya setiap orang tua akan bangga terhadap anak-anak yang memiliki budi pekerti yang baik dan semua itu dapat diraih dengan pengawasan yang maksimal terhadap perkembangan perilaku sang anak itu sendiri.
Seorang anak pasti bisa memiliki etika yang baik apabila terbiasa melakukannya. Lingkungan sekitar anak sangat berpengaruh terhadap etika anak. Seorang anak kecil tentu tidak akan jauh dari lingkungan keluarga. Jadi, sang anak akan mengikuti apa yang biasa dilakukan oleh anggota keluarganya. Orang tua menjadi kiblat tingkah laku sang anak, karena orang tua akan menjadi panutan setiap anaknya. Apabila orang tua terbiasa beretika baik tentu etika yang dimiliki oleh anaknya tidak akan jauh dari etika orang tua. Seperti pepatah yang mengatakan “buah tidak akan jatuh jauh dari pohonnya”.  Begitupun sebaliknya, apabila orang tua tidak memiliki etika yang baik tentu tidak pantas mengharapkan anaknya memiliki etika yang baik. Karena pasti akan terjadi banyak konflik akibat perbedaan-perbedaan yang ada. Sang anak biasanya akan membantah masukan tentang sikap baik yang diberikan oleh orang tua, sedangkan orang tua tidak melaksanakan hal tersebut. Bagaimanapun juga tak ada orang tua yang menginginkan anaknya melakukan hal yang buruk, namun pengaruh yang ingin diberikan orang tua sebaiknya dimulai dari dalam diri orang tua. 

Selasa, 30 November 2010

ARTIKEL BULAN NOVEMBER 2010

E-Commerce Pada Industri Asuransi

Penerapan proses bisnis elektronik pada perusahaan asuransi secara umum bertujuan untuk kolaborasi (collaborative work), tracking jam kerja dan waktu produksi, mendukung manajemen sumber daya manusia, otomasi pembayaran perjalanan karyawan, dan untuk penerapan e-learning (misalnya untuk tutorial atau pelatihan karyawan berbasis internet yang memungkinkan pembelajaran jarak jauh).

Negara-negara berkembang relatif belum berpartisipasi nyata dalam e-insurance ini. Pengaruh efisiensi dalam penerapan teknologi e-commerce pada industri asuransi bisa dilihat dari dua perspektif. Pertama, e-commerce mungkin bisa mengurangi kebutuhan administrasi dan manajemen. Kedua, penjualan langsung ke pelanggan mungkin bisa mengurangi biaya komisi kepada perantara (misalnya untuk agen atau broker).
Lilischkis (2003) menyebutkan berbagai jenis TIK yang bisa diterapkan di perusahaan asuransi yaitu akses internet, komputer, world wide web (WWW), e-mail, Local Area Network, Intranet, Wide Area Network (WAN), extranet, dan Electronic Data Interchange (EDI).
Penggunaan e-commerce di perusahaan asuransi secara umum digunakan untuk 4 tujuan yaitu situs perusahaan resmi (official website), informasi mengenai produk asuransi melalui website, penjualan produk asuransi online, serta pengadaan (barang) secara online. Garven (2002) menyatakan bahwa penggunaan E-commerce menyebabkan perusahaan asuransi beralih dari pendekatan berorientasi produk ke pendekatan berorientasi pelanggan. Karena biaya pencarian akan menjadi murah untuk pelanggan, maka akan memunculkan semakin banyak strategi penetapan harga dan transparansi kualitas. Hal ini akan memperkuat disiplin pasar dalam lingkungan yang semakin kompetitif, yaitu dengan membuat pelanggan tidak tertarik untuk berpindah dari perusahaan asuransinya. 

Semakin transparan harga asuransi selanjutnya akan memberdayakan pelanggan dan mendorong perusahaan asuransi untuk bereksperimen dengan berbagai alternatif metode penetaoan harga. Meskipun keberadaan agen dan broker konvensional semakin berkurang peranannya dalam lingkungan berbasis e-commerce, mereka akan bisa berdaptasi dan tetap bisa mengambil keuntungan.

Selain itu, melalui pengurangan biaya transaksi, e-commerce akan menyebabkan produk dan jasa asuransi menjadi lebih termediasi dibandingkan saat ini. Jadi bentuk perantara baru melalui internet akan bermunculan. E-commerce juga akan memberikan implikasi penting untuk perancangan produk asuransi yang memberikan konsumen lebih banyak fleksibilitas dalam mengelola resiko mereka.

Taylor and Cluch (2002) menyatakan bahwa distribusi layanan asuransi dan keuangan sedang mengalami perubahan dramatis melalui penggunaan teknologi internet. Banyak perusahaan asuransi saat ini sudah menggunakan website untuk memberikan informasi spesifik mengenai perusahaan dan untuk membangkitkan penjualan melalui internet. Penjualan produk asuransi secara online diperkirakan akan lebih berpengaruh untuk produk-produk yang relatif tidak kompleks (atau bersifat standar), misalnya asuransi kendaraan dibandingkan produk asuransi jiwa berjangka atau asuransi rumah yang lebih rumit. 

TANGGAPAN
Dampak e-commerce secara umum menunjukkan bahwa perusahaan asuransi memperoleh dampak yang cukup signifikan untuk beberapa atribut kinerja. Atribut yang relatif tinggi dibandingkan lainnya adalah perubahan proses kerja, perbaikan hubungan dengan nasabah serta perubahan struktur organisasi.
Sedangkan perubahan penawaran produk asuransi serta hubungan dengan pemasok relatif lebih rendah dampaknya. Penerapan penjualan online secara umum memberikan dampak yang lebih tinggi pada peningkatan kualitas layanan konsumen, peningkatan jumlah konsumen, dan efisiensi proses internal dibandingkan dampaknya terhadap volume penjualan, cakupan wilayah penjualan, dan biaya logistik.
Adapun dampak terhadap keuangan, perusahaan asuransi yang melakukan penjualan dan layanan melalui internet akan memiliki keunggulan biaya dibandingkan perusahaan asuransi konvensional, yaitu sekitar 58% sampai 71% sepanjang hidup pelanggan. Penghematan biaya tersebut berasal dari pengurangan biaya penjualan, layanan pelanggan, dan operasional, serta upaya memperoleh informasi yang lebih baik dan murah (Allen dan Hamilton, 1997 di dalam Garven, 2002).

Sumber gambar : (http://www.hpm.org; http://www.ais.cz; http://webinterstate.com)

Selasa, 26 Oktober 2010

ARTIKEL BULAN OKTOBER 2010

 BERKEMBANGNYA SAMSUNG DENGAN SISTEM INFORMASI YANG SEMAKIN CANGGIH

1938-1969 : Samsung Mengawali Kiprahnya
Pada tanggal 1 Maret 1938, pendiri dan sekaligus chairman Byung-Chull Lee memulai bisnis di Taegu, Korea dengan modal 30,000 won.
Pada awalnya, bisnis kecil-kecilan Tuan Lee terutama bergerak di bidang ekspor barang dagangan, menjual ikan, sayur, dan buah-buahan kering dari Korea ke Manchuria dan Beijing. Namun hanya dalam waktu satu dekade, Samsung—yang secara harfiah berarti “tiga bintang” dalam Bahasa Korea—telah memiliki pabrik tepung dan pabrik gula sendiri, berikut mesin dan operasional penjualannya sendiri, dan akhirnya menjadi cikal-bakal sebuah perusahaan global modern yang saat ini masih tetap mengemban nama yang sama.

1970-1979 : Melakukan Diversifikasi Industri dan Elektronika
Pada tahun 1970-an, Samsung meletakkan dasar-dasar strategis untuk pertumbuhan perusahaan di masa mendatang dengan cara berinvestasi di dalam industri berat, industri kimia, dan industri petrokimia.
Selama kurun waktu tersebut, perusahaan juga mengambil langkah untuk meningkatkan posisi persaingannya di sektor industri tekstil dunia, dengan menggabungkan proses produksi dari bahan mentah menjadi produk jadi. Hasilnya, banyak perusahaan baru didirikan termasuk Samsung Heavy Industries Company pada 1974, dan Samsung Shipbuilding dan Samsung Precision Company (kini dikenal sebagai Samsung Techwin) di tahun 1977.
Pertumbuhan besar-besaran lainnya untuk Samsung datang dari bisnis peralatan elektronik rumah tangga yang semakin meningkat. Samsung Electronics, yang kini telah menjadi produsen utama di pasar Korea, mulai mengekspor produk-produknya untuk pertama kalinya pada periode ini. Samsung juga memperoleh 50 persen saham Korea Semiconductor, yang selanjutnya memperkuat posisi Samsung Electronics sebagai pemimpin manufaktur semikonduktor.

1980-1989 : Memasuki Pasar Global
Bisnis teknologi inti Samsung mengalami diversifikasi dan dikembangkan secara global pada akhir 1970an dan awal 1980an.
Pada 1978, Samsung Semiconductor dan Samsung Electronics menjadi kesatuan yang terpisah. Samsung Aerospace Industries (kini Samsung Techwin) diluncurkan pada Februari 1987, dan Samsung berhasil mengembangkan teknologi angkasa luar dengan kecepatan tiada banding.
Samsung juga memasuki bisnis pengembangan sistem, dengan mendirikan Samsung Data Systems pada tahun 1985 (kini dikenal sebagai Samsung SDS) yang menjadi pemimpin untuk Teknologi Informasi termasuk layanan integrasi sistem, manajemen sistem, konsultasi, dan jaringan.
Fokus Samsung yang semakin meningkat pada teknologi menghasilkan didirikannya dua institut penelitian dan pengembangan perusahaan (R&D) yang membantu mengembangkan jangkauannya lebih jauh ke dalam elektronika, semikonduktor, chemical high polymer, genetic engineering, telekomunikasi optik, aerospace, dan bidang teknologi baru dari nanoteknologi untuk mengembangkan arsitektur jaringan.
Pada 19 November 1987, Pendiri Samsung Byung-Chull Lee meninggal dunia setelah hampir lima puluh tahun memimpin perusahaan. Anak laki-lakinya, Kun-Hee Lee menggantikannya sebagai Chairman baru. Selama periode ini, Samsung memiliki tantangan untuk me-restrukturisasi bisnis lama dan memasuki bisnis baru dengan tujuan untuk menjadi salah satu dari lima perusahaan elektronik teratas dunia.

1990-1993 : Berkompetisi dalam Dunia Teknologi yang Berubah
Awal 1990an menghadirkan tantangan besar untuk bisnis teknologi tinggi.
Merger, koalisi dan pembelian adalah hal biasa ketika persaingan dan konsolidasi semakin berkembang. Perusahaan ditekan untuk memikirkan kembali teknologi dan penawaran layanannya. Bisnis mulai melintasi perbatasan antarnegara dan perusahaan. Samsung membuka sebagian besar peluang ini dengan memfokuskan kembali strategis bisnisnya untuk merespon keinginan pasar dengan lebih baik.
Pada pertengahan 1990an, Samsung merevolusi usahanya melalui dedikasi untuk membuat produk berkelas dunia, dengan memberikan kepuasan pelanggan sepenuhnya, dan menjadi perusahaan yang bersih – semua di bawah visi “kualitas adalah yang utama.”
Selama masa ini, 17 produk yang berbeda – mulai dari semikonduktor hingga monitor komputer, dari layar TFT-LCD hingga tabung gambar warna – melonjak menjadi produk lima terbesar untuk pangsa pasar dunia di setiap bidang produk, dan 12 lainnya mencapai peringkat teratas di bidangnya. Menjadi nomer satu berarti juga menjalankan sejumlah kewajiban sosial korporasi, seperti kesejahteraan sosial, konservasi lingkungan, kegiatan kebudayaan, atau olah raga. Untuk tujuan tersebut, Samsung berpartisipasi aktif dalam pemasaran olah raga, dan merupakan hasil dari usaha yang sungguh-sungguh, pemimpin perusahaan, Kun-Hee Lee, terpilih sebagai anggota Komite Olimpiade Internasional – International Olympic Committee (IOC) pada bulan Juli 1996, sangat meningkatkan kesan terhadap perusahaan sebagai kontributor utama di bidang atletik dunia.
 
1997-1999 : Melampaui Batas Digital
Meskipun pada tahun 1997 terjadi krisis keuangan yang mempengaruhi hampir semua bisnis di Korea, Samsung menjadi salah satu perusahaan yang dapat terus tumbuh, berkat kepemimpinannya di bidang teknologi digital dan jaringan, dan konsentrasinya pada bidang elektronik, keuangan dan layanan terkait.
Samsung merespons krisis dengan mengurangi jumlah perusahaan afiliasi menjadi 45 (jumlah yang sesuai dengan aturan pada Peraturan Monopoli dan Hukum Perdagangan Bebas), mengurangi hampir 50.000 orang karyawan, menjual 10 unit bisnis, dan meningkatkan struktur keuangan, menurunkan rasio utang pada tahun1997 sebesar 365% menjadi 148% pada akhir tahun 1999.

2000~sekarang : Memprakarsai Era Digital
Era digital telah membawa perubahan – dan kesempatan – yang revolusioner bagi bisnis secara global, dan Samsung telah menjawabnya dengan teknologi yang canggih, produk yang kompetitif, dan inovasi yang konstan.
Di Samsung, kami memandang setiap tantangan sebagai peluang dan kami yakin bahwa kami telah menempati posisi sempurna sebagai salah satu pemimpin yang diakui dunia di industri teknologi digital.
Komitmen kami untuk menjadi yang terbaik di dunia telah membuat kami sebagai pemegang pangsa pasar global terbesar untuk tiga belas item di antara produk kami, termasuk semikonduktor, TFT-LCD, monitor dan ponsel CDMA. Dengan pandangan ke depan, kami telah membuat kemajuan bersejarah di bidang riset dan pengembangan lini semikonduktor, termasuk flash memori dan non-memori, semikonduktor khusus pesanan, DRAM dan SRAM, dan juga memproduksi LCD yang terbaik di kelasnya, telepon seluler, peralatan digital, dan lebih banyak lagi.
Samsung merebut posisi pertama di pasar telepon genggam Amerika
Membuka Global Brand PR Center ‘Samsung D’light’
Posisi pangsar No.1 do seluruh dunia untuk TV yang dicapai pada kuartal ke 9 secara berturut-turut.
2007 Menduduki posisi No.1 pangsa pasar TV dunia selama tujuh kali secara berturut-turut
Mengembangkan memori Flash 30nm-class 64Gb NAND™ yang pertama di dunia
BlackJack dianugerahi penghargaan Smart Phone Terbaik pada CTIA di AS.
Meraih posisi No.1 untuk pangsa pasar LCD dunia selama enam tahun berturut-turut
2006 Mengembangkan LCD dua sisi sejati pertama di dunia
Mengembangkan 50nm 1G DRAM pertama di dunia
Memperlihatkan 10M pixel kamera ponsel
Meluncurkan “Stealth Vacuum”, penyedot debu dengan suara terendah di dunia
Meluncurkan Blu-Ray Disc Player pertama di dunia
Mengembangkan 1.72″ Super-Reflective LCD Screen
2005 Mengembangkan Panel LCD Fleksibel terbesar
Menduduki peringkat ke-27 di “Perusahaan yang Paling Dikagumi di Dunia” versi Fortune
Menjadi sponsor resmi Chelsea, klub sepakbola terkenal dari Inggris
Meluncurkan telepon dengan kamera 7 mega piksel pertama di dunia
Mengembangkan OLED pertama untuk TV 40″
Menjadi sponsor resmi Chelsea, klub sepakbola terkenal dari Inggris
Mengembangkan telepon pengenal suara pertama
2004 Memproduksi mesin cuci uap anti-kusut pertama
Menjual lebih dari 20 juta telepon seluler di AS
Mengembangkan chip memori Flash NAND 8GB 60-nano pertama di dunia
Menduduki peringkat teratas dalam penjualan ponsel di Rusia.
Meluncurkan TV PDP baru dengan perbandingan kontras tertinggi di dunia
Mengembangkan Optical Blu-Ray Disc Recorder Generasi Ke-3.
Mengembangkan chip telepon seluler untuk sistem satelit DMB.
Meluncurkan TV LCD 46″ pertama di dunia.
2003 Merek Samsung menduduki peringkat 25 di dunia menurut Interbrand
Menduduki peringkat ke-5 pada daftar “Perusahaan Elektronik Paling Dikagumi” yang diluncurkan oleh Fortune Magazine
Meluncurkan DVD HD combo pertama
2002 Pengembangan 54″TFT-LCD, monitor TV digital terbesar di dunia
Meluncurkan PDP-TV, yang paling tipis di dunia
Peluncuran ponsel berwarna yang pertama kali memperkenalkan konsep UFB-LCD
Meluncurkan telepon seluler warna TFT-LCD high-definition
2001 Menduduki peringkat 1 dari 100 perusahaan IT terbaik di dunia oleh BusinessWeek
Meluncurkan Telepon Melodi Progresi 16 Chord
Mengawali Produksi Massal Perangkat Memori Flash 512 Mb
Meluncurkan Handset Ultra-Slim Pertama di Industri ini
Mengembangkan Monitor TFT-LCD 40 inci pertama di dunia
2000 Meluncurkan TFT-LCD dengan Record-breaking Definition
Meluncurkan telepon PDA
Samsung Olympic Games Phone terpilih sebagai ponsel resmi Olimpiade Sydney 2000
TV Phone dan Watch Phone Masuk dalam Guinness Book of World Records
Meluncurkan Chip Memori Grafik Tercepat di Dunia
Samsung Electronics dan Yahoo! Membentuk Aliansi Strategis
Mengembangkan DVD Player All-in-one yang Unik
Mengembangkan DRAM 512 Mb pertama di dunia
Mengembangkan The High Definition Digital TV
SUMBER: JAMLKU.WORDPRESS.COM
TANGGAPAN:
Samsung terus mengembangkan segmen pasarnya dengan menmbus pasar global pada tahun 1980-1989, melalui sistem informasi yang berkembang dengan baik samsung terus berkembang sampai pada akhirnya dihargai oleh konsumen dunia. Samsung tidak lagi memasarkan hasil produknya di Korea saja, namun juga melihat apa yang menjadi kebutuhan masyarakat dunia akan barang elektronik yang semakin canggih. Dan samsung mampu memenuhi kebutuhan konsumennya, sehingga samsung menjadi sebuah produsen barang elektronik yang paling disegani sampai saat ini.

Senin, 27 September 2010

ARTIKEL BULAN SEPTEMBER 2010

Mengapa (Harus) Membatasi Karyawan Menggunakan Internet?

Oleh: Meisia Chandra

Internet saat ini sudah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari hidup sebagian orang. Sebagian besar perusahaan telah menyediakan fasilitas internet kepada karyawannya, yang tujuannya tentu saja untuk mendukung pekerjaan. Namun, dengan kekayaan yang bisa ditawarkan internet --mulai dari email, mailing list, chatting, belanja, berita, edukasi, hiburan, games, blogging, hingga perjudian dan pornografi-- muncul keraguan yang cukup beralasan, benarkah penggunaan internet di kantor hanya untuk tujuan pekerjaan?

HR Magazine edisi Desember 2007 melaporkan temuan IDC Research di Amerika bahwa 30 hingga 40% penggunaan internet di kantor tidak berhubungan dengan pekerjaan. Bahkan, Websense Inc memperkirakan cost yang diderita setiap tahun karena hilangnya produktivitas itu mencapai 63 miliar dolar AS. Bagaimana dengan di Indonesia? Saya menduga, kondisinya tidak jauh berbeda.

Karena berhubungan dengan produktivitas karyawan, sudah saatnya penggunaan internet menjadi perhatian HR. Apa yang bisa dilakukan HR dalam menyiasati hal ini? Pembatasan penggunaan internet adalah jawaban yang paling mudah. Dari pengamatan saya, itu pula yang banyak diterapkan oleh HR kita, atau lebih tepatnya oleh bagian IT, karena pengaturan penggunaan internet di perusahaan biasanya di bawah divisi IT.

Pembatasan penggunaan internet karyawan oleh IT biasanya didasarkan pada penghematan bandwith atau biaya koneksi internet yang harus dibayar oleh perusahaan. Yang dilakukan biasanya adalah pemblokiran situs-situs tertentu yang dianggap tidak ada hubungannya dengan pekerjaan seperti Friendster, Facebook, dan Blogger. Namun, benarkah membatasi penggunaan internet merupakan solusi cepat yang paling tepat?

HR Magazine menyarankan, daripada memblokir begitu saja akses internet, perusahaan bisa menggunakan beberapa software yang lebih pintar. Sekarang sudah ada software yang bisa membatasi waktu surfing karyawan per hari tidak lebih dari 30 menit untuk situs-situs yang tidak berhubungan dengan pekerjaan. Ada juga software yang hanya membolehkan karyawan mengakses situs-situs yang tidak berhubungan dengan pekerjaan di luar jam kerja. Selain itu, bisa juga perusahaan menerapkan akses internet yang customized, yaitu disesuaikan dengan bidang pekerjaan masing-masing. Misalnya, bagian accounting hanya mengakses situs-situs yang berhubungan dengan accounting saja.

Apa pun langkah yang Anda terapkan, yang jelas Anda harus mempunyai alasan yang tepat untuk menerapkannya. Apabila produktivitas yang menjadi masalahnya, maka harus diukur apakah dengan pembatasan penggunaan internet, produktivitas karyawan benar-benar meningkat. Saya mengenal banyak teman yang mempunyai akses internet secara bebas di kantornya tapi (tetap) sangat produktif. Bahkan, ada yang nyaris sama sekali tidak tergoda untuk berinternet-ria dan hanya melakukan kegiatan yang berhubungan dengan pekerjaan. Dengan kata lain, tanpa dibatasi pun, seseorang yang memiliki banyak pekerjaan, tidak mungkin masih sempat melakukan aktivitas yang tidak berhubungan dengan pekerjaannya itu.

Sampai di sini, timbul pikiran dalam benak saya, jangan-jangan kantor-kantor yang membatasi penggunaan internet karena takut produktivitas karyawan turun, sebenarnya tidak mempunyai cukup (banyak) pekerjaan untuk karyawan mereka. Jika produktivitas yang dikhawatirkan, maka buatlah perangkat untuk mengukur produktivitas dan kinerja yang diharapkan. Jika produktivitas karyawan menurun, cobalah dicari penyebabnya. Belum tentu karena pemakaian internet. Dengan pembagian waktu dan pemberian target yang tepat, akan semakin sedikit peluang karyawan untuk menyalahgunakan penggunaan internet untuk kepentingan pribadi.

Pembatasan penggunaan internet belum tentu efektif meningkatkan produktivitas, malah bisa jadi menyebabkan produktivitas menurun. Karyawan sebagai manusia yang berkehendak bebas cenderung tidak menyukai pembatasan. Selain itu, pembatasan bisa diartikan, perusahaan tidak mempercayai karyawannya. Sebagai manusia dewasa yang bertanggung jawab, karyawan bisa menentukan sendiri mana yang harus dan tidak harus dilakukan pada jam kerja. Jika tujuannya penghematan (biaya koneksi) maka pembatasan tidak perlu berhubungan dengan situs tertentu, melainkan dengan penggunaan bandwith.

Jadi, apa pun langkah yang diusulkan HR kita, yang penting bukan karena ikut-ikutan atau karena kekhawatiran yang berlebihan. Usulan HR kita adalah usulan yang strategis untuk mendukung kemajuan bisnis.
 SUMBER: WWW.PORTALHR.COM
TANGGAPAN:
 Penggunaan internet pada suatu perusahaan tentu akan lebih menghemat biaya dan juga menghemat waktu dibandingkan pekerjaan yang dilakukan secara manual. Karena semakin canggihnya dunia tekhnologi saat ini banyak perusahaan yang memanfaatkan aplikasi ini disistem kerja perusahaannya. Perusahaan harus melihat internet sebagai suatu strategi bisnis yang bisa meningkatkan kinerja karyawan dan berarti juga akan meningkatkan revenue perusahaan. 

Namun perusahaan juga perlu membatasi karyawan dalam penggunaan internet yang tidak berhubungan dengan pekerjaan masing-masing karyawan, karena dapat menggangu konsentrasi dari karyawan itu sendir i dalam bekerja. Namun pembatasan yang dilakukan oleh perusahaan terhadap karyawan lebih baik dilakukan dengan cara tidak membuat karyawan tertekan dengan batasan-batasan yang membuat karyawan merasa stress, sehingga kinerja mereka mengalami penurunan. Ada baiknya perusahaan memberi waktu "free internet" pada saat jam istirahat karyawan. Sehingga karyawan merasa nyaman dalam bekerja dan perusahaan pun dapat menikmati dari hasil produktivitas karyawannya.

Kamis, 26 Agustus 2010

PENGANTAR SIM

Sistem Informasi Manajemen merupakan sistem informasi yang menghasilkan hasil keluaran (output) dengan menggunakan masukan (input) dan berbagai proses yang diperlukan untuk memenuhi tujuan tertentu dalam suatu kegiatan manajemen.
 
Tujuan Umum:
  • Menyediakan informasi yang dipergunakan di dalam perhitungan harga pokok jasa, produk, dan tujuan lain yang diinginkan manajemen.
  • Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perencanaan, pengendalian, pengevaluasian, dan perbaikan berkelanjutan.
  • Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan.
Proses manajemen didefinisikan sebagai aktivitas-aktivitas:
  • Perencanaan, formulasi terinci untuk mencapai suatu tujuan akhir tertentu adalah aktivitas manajemen yang disebut perencanaan. Oleh karenanya, perencanaan mensyaratkan penetapan tujuan dan identifikasi metode untuk mencapai tujuan tersebut.
  • Pengendalian, perencanaan hanyalah setengah dari peretempuran. Setelah suatu rencana dibuat, rencana tersebut harus diimplementasikan, dan manajer serta pekerja harus memonitor pelaksanaannya untuk memastikan rencana tersebut berjalan sebagaimana mestinya. Aktifitas  manajerial untuk memonitor pelaksanaan rencana dan melakukan tindakan korektif sesuai kebutuhan, disebut kebutuhan.
  • Pengambilan Keputusan, proses pemilihan diantara berbagai alternatif disebut dengan proses pengambilan keputusan. Fungsi manajerial ini merupakan jalinan antara perencanaan dan pengendalian. Manajer harus memilih diantara beberapa tujuan dan metode untuk melaksanakan tujuan yang dipilih. Hanya satu dari beberapa rencana yang dapat dipilih. Komentar serupa dapat dibuat berkenaan dengan fungsi pengendalian.
SIM merupakan kumpulan dari sistem informasi:
  • Sistem informasi akuntansi (accounting information systems), menyediakan informasi dan transaksi keuangan.
  • Sistem informasi pemasaran (marketing information systems), menyediakan informasi untuk penjualan, promosi penjualan, kegiatan-kegiatan pemasaran, kegiatan-kegiatan penelitian pasar dan lain sebagainya yang berhubungan dengan pemasaran.
  • Sistem informasi manajemen persediaan (inventory management information systems).
  • Sistem informasi personalia (personal information systems).
  • Sistem informasi distribusi (distribution information systems).
  • Sistem informasi pembelian (purchasing information systems).
  • Sistem informasi kekayaan (treasury information systems).
  • Sistem informasi analisis kredit (credit analysis information systems).
  • Sistem informasi penelitian dan pengembangan (research and development information systems).
  • Sistem informasi analisis software
  • Sistem informasi teknik (engineering information systems).