PENCARIAN

Senin, 06 Juni 2011

paper tentang masalah anak

Anak merupakan sebuah anugrah yang terindah bagi setiap pasangan suami istri. Setiap pasangan yang menikah selalu mendambakan kehadiran seorang anak sebagai pelengkap kehidupan dan juga harapan dimasa yang akan datang. Kemudian orang tua akan menentukan akan menjadi apa sang anak tersebut. Karena anak bagaikan kertas putih yang tak tahu apa yang sedang dikerjakan. Orang tua berperan menuliskan tinta-tinta kasih sayangnya di atas kertas putih tersebut. Tak akan ada orang tua yang menginginkan keburukan di dalam diri setiap anaknya. Namun, terkadang kelalaian dari orang tua menyebabkan keburukan itu muncul di dalam diri anak-anaknya. Tentu keburukan sekecil apapun dalam diri seorang anak tidak beloh dibiarkan begitu saja, karena dapat berakibat fatal pada perkembangan selanjutnya. Sehingga sang anak akan terbiasa untuk melakukan keburukan-keburukan berikutnya yang lebih besar. Untuk itu orang tua sangat berperan dalam perkembangan sang anak baik fisik maupun bathinnya. Orang tua bagaikan nahkoda dalam perkembangan anak sampai beranjak dewasa yakni sampai sang anak mencapai kematangan dalam berpikir dan bertindak.
Perilaku merupakan komponen terpenting yang harus diajarkan setiap orang tua kepada anak-anaknya. Kelak sang anak tidak hanya berkomunikasi dengan lingkungan keluarga saja tetapi sang anak akan berkomunikasi dengan lingkungan yang lebih luas lagi. Seperti teman-teman barunya, guru-guru disekolah, tetangga yang lebih tua, dan sebagainya. Tentu sang anak tidak akan dibiarkan berkomunikasi dengan cara yang salah terhadap lawan bicaranya. Sebagai contoh, tentu tidak baik jika seorang yang lebih muda memanggil nama pada orang yang lebih tua. Ada sapaan yang biasa digunakan untuk menghormati orang yang lebih tua seperti, Bapak, Ibu, Kakak, dan lain-lain. Perilaku seperti ini tentu tidak bisa dilakukan oleh seorang anak apabila tidak diajarkan oleh orang tua. Selain etika dalam berkomunikasi tentu masih banyak lagi etika-etika yang harus diajarkan. Seperti toleransi dalam beragama, saling menghargai dalam status sosial, tolong menolong antar sesama, kejujuran dalam setiap aktivitas, dan sebagainya. Pastinya setiap orang tua akan bangga terhadap anak-anak yang memiliki budi pekerti yang baik dan semua itu dapat diraih dengan pengawasan yang maksimal terhadap perkembangan perilaku sang anak itu sendiri.
Seorang anak pasti bisa memiliki etika yang baik apabila terbiasa melakukannya. Lingkungan sekitar anak sangat berpengaruh terhadap etika anak. Seorang anak kecil tentu tidak akan jauh dari lingkungan keluarga. Jadi, sang anak akan mengikuti apa yang biasa dilakukan oleh anggota keluarganya. Orang tua menjadi kiblat tingkah laku sang anak, karena orang tua akan menjadi panutan setiap anaknya. Apabila orang tua terbiasa beretika baik tentu etika yang dimiliki oleh anaknya tidak akan jauh dari etika orang tua. Seperti pepatah yang mengatakan “buah tidak akan jatuh jauh dari pohonnya”.  Begitupun sebaliknya, apabila orang tua tidak memiliki etika yang baik tentu tidak pantas mengharapkan anaknya memiliki etika yang baik. Karena pasti akan terjadi banyak konflik akibat perbedaan-perbedaan yang ada. Sang anak biasanya akan membantah masukan tentang sikap baik yang diberikan oleh orang tua, sedangkan orang tua tidak melaksanakan hal tersebut. Bagaimanapun juga tak ada orang tua yang menginginkan anaknya melakukan hal yang buruk, namun pengaruh yang ingin diberikan orang tua sebaiknya dimulai dari dalam diri orang tua.